CILEUNGSI, KOMPAS.com - Biaya Renovasi rumah sama
mahalnya dengan membangun rumah. Sayangnya banyak di antara kita hanya
sanggup membeli rumah, namun terseok-seok manakala rumah sudah waktunya
direnovasi.
Saat ini hampir sebagian besar pembelian rumah
dilakukan dengan cara KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dengan masa angsuran
paling umum antara 10-15 tahun. Dengan kondisi seperti itu bisa
diprediksi kualitas bangunan hanya bertahan 7-10 tahun.
Artinya setelah anda menempati rumah tersebut selama 7-10 tahun maka rumah anda sudah waktunya di renovasi.
Masalahnya,
masalah itu sering muncul pada saat angsuran KPR Anda juga belum lunas.
Nah, kondisi seperti ini membuat anda perlu menyimak detil ulasan
sumber dana renovasi berikut ini, supaya anda tidak hanya melongo saat
melihat kusen atau genting rumah sudah mulai keropos dimakan usia.
1. Gunakan Kredit Renovasi Rumah (Refinancing)
Solusi
ini hanya bisa dilakukan jika Anda punya sertifikat lebih dari satu.
Biasanya bank akan memberikan pinjaman hingga 80 persen dari harga
taksiran rumah. Kelebihannya bunga yang ditawarkan relatif rendah bahkan
sebagian bank bahkan bekerjasama dengan produsen semen untuk membuat
program layanan pembiayaan renovasi rumah.
Proses refinancing
harus melampirkan KTP, Kartu Keluarga, NPWP, dan slip gaji (bagi
pegawai atau karyawan). Untuk mendukung proses analis kredit, bank akan
meminta anda melampirkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) renovasi rumah,
Sertifikat Hak Milik (SHM) serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
2. Manfaatkan Kredit Renovasi BPJS Ketenagakerjaan
Kredit
renovasi ini menawarkan bunga rendah dibawah kredit renovasi bank.
Syarat memanfaatkan kredit renovasi adalah karyawan sudah menjadi
peserta minimal 5 tahun. Jaminannya saldo rekening BPJS ketenagakerjaan
peserta. Prosesnya mudah, Anda tinggal datang ke kantor BPJS
ketenagakerjaan terdekat dan ikuti semua prosedur yang berlaku.
3. Manfaatkan Fasilitas Top Up Kredit untuk Biaya Renovasi
Solusi
ini bisa dimanfaatkan oleh nasabah bank yang belum lunas KPR namun
butuh biaya renovasi. Syaratnya nasabah harus sudah melewati separuh
dari masa kredit dan mempunyai riwayat kredit yang baik.
Proses
Top Up adalah KPR awal Anda akan ditutup dan Anda akan mempunyai kredit
baru. Selisih dana plafon pinjaman Anda setelah dikurangi sisa KPR
sebelumnya inilah yang bisa dimanfaatkan untuk renovasi rumah.
Kelemahannya
pencairan dana cukup lama, bisa mencapai 1 bulan dan biayanya cukup
besar, yaitu biaya provisi, biaya administrasi, biaya premi asuransi,
biaya taksasi agunan, dan biaya notaris.
4. Lakukan Over Kredit KPR
Selain
Top Up, persaingan bunga KPR antar bank memungkinkan Anda memilih bank
dengan bunga terbaik. Anda bisa mengalihkan KPR anda (take over)
ke bank lain, dengan manfaat selisih plafon kredit dengan sisa pinjaman
dapat Anda gunakan untuk biaya renovasi. Prosesnya mirip dengan Top Up
namun beda bank.
5. Gunakan Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Sebenarnya
KTA hanya cocok untuk dana darurat karena bunganya relatif mahal, bisa
sampai 3 persen flat per bulan. Keunggulan produk ini yaitu dapat
menyediakan dana hingga Rp 200 juta, dan prosesnya pun terbilang cepat
sekitar 1-2 minggu, bahkan ada yang cuma 2-3 hari tanpa jaminan.
Sebaiknya
KTA ini hanya untuk renovasi minor, dan dengan waktu pengerjaan yang
singkat, atau Anda membutuhkan dana tambahan akibat kenaikan biaya
konstruksi di tengah proyek.
6. Gunakan Sistem Pembayaran Borongan atau Harian
Secara
umum, masyarakat mengenal 2 sistem renovasi yang dilakukan oleh tukang
yaitu borongan dan harian. Sistem borongan banyak digunakan oleh
kontraktor bangunan. Jika anda pemain baru dan mengetahui secara pasti
apa yang akan direnovasi, sebaiknya lakukan sistem harian. Lain halnya
jika anda yakin dan sudah mengetahui konsep renovasi rumah secara
matang, maka lebih baik kita menggunakan sistem borongan.
7. Pilih Waktu yang Tepat
Waktu
renovasi bisa menunjang efisiensi biaya renovasi. Saat musim penghujan
seharusnya jangan melakukan renovasi karena pada musim ini tukang yang
mengerjakan dapat menemui kesulitan. Di samping itu, hasil renovasi juga
akan cepat rusak saat musim hujan. Karena itu, disarankan untuk
melakukan renovasi di musim panas saja.
Jadi, Mau Pilih Cara yang Mana?
Sekarang
tinggal Anda sendiri mau menggunakan cara yang mana. Tapi ingat, setiap
cara memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Jadi, pelajari
dulu setiap kemungkinan yang bisa muncul, dan sesuaikan dengan kebutuhan
dan keuangan Anda sendiri.
Rabu, 16 Maret 2016
Kamis, 10 Maret 2016
Cara Membaca Brosur Developer Agar Tak Terkecoh
RumahCom – Umumnya, calon pembeli yang hendak membeli hunian baru
akan mencari informasi selengkap-lengkapnya. Mulai dari perbandingan
lokasi, harga, sampai dengan fasilitas yang tersedia di sekitarnya.
Salah satu cara paling lazim dilakukan ketika hendak berburu proyek
residensial baru seperti apartemen atau perumahan adalah melalui brosur.
Media cetak atau online yang berupa soft copy ini memang paling praktis menjelaskan sebuah produk. Brosur bisa dalam bentuk cetak kertas atau file digital untuk disebarkan di internet. Brosur yang bagus tentu akan lebih menarik pembaca untuk melakukan pembelian.
Sayangnya, media promosi yang satu ini sering menawarkan bahasa marketing yang kerap kali mengecoh. Nah, agar Anda memahami cara membaca brosur yang benar, berikut ini beberapa hal yang bisa Anda perhatikan.
Untuk meringankan bobot pembayaran tersebut, pengembang sering menawarkan promo uang muka mulai dari 10 persen sampai dengan promo “tanpa DP”. Dalam memahami skema keringanan uang muka ini, Anda harus bertanya langsung dengan bagian staf marketing. Terlebih untuk promo tanpa DP. Bentuk promosi seperti ini terbilang jarang ditemukan dan memerlukan beberapa syarat tertentu.
Berbeda dengan booking fee, NUP biasanya bersifat refundable atau bisa dikembalikan jika batal membeli. Jumlahnya juga ringan mulai dari Rp1 juta sesuai dengan kebijakan pengembang. Nah, nominal yang ringan ini sering menjadi iming-iming yang ditampilkan dengan ukuran font besar di bagian brosur. Seperti contoh tagline “Bayar 1 juta dapat apartemen Rp250juta.”
Pelajari apakah daerah tersebut kerap mengalami kepadatan lalu lintas di jam-jam sibuk, atau selalu lengang dan lancar? Jika tidak memungkinkan untuk datang ke lokasi atau bertanya kepada warga lokal di sekitarnya, Anda juga bisa mengecek jarak dan waktu tempuh melalui Google Maps.
Ilustrasi artistik juga tidak selalu persis dengan aslinya. Oleh karena itu, sebelum kecewa, ada baiknya Anda aktif bertanya kepada staf bagian pemasaran secara langsung. Jika tertera jaminan ROI (Return of Investment) atau kembali modal, Anda juga perlu meminta perhitungan yang rinci.
Media cetak atau online yang berupa soft copy ini memang paling praktis menjelaskan sebuah produk. Brosur bisa dalam bentuk cetak kertas atau file digital untuk disebarkan di internet. Brosur yang bagus tentu akan lebih menarik pembaca untuk melakukan pembelian.
Sayangnya, media promosi yang satu ini sering menawarkan bahasa marketing yang kerap kali mengecoh. Nah, agar Anda memahami cara membaca brosur yang benar, berikut ini beberapa hal yang bisa Anda perhatikan.
Contoh Flyer
- Promo Uang Muka
Untuk meringankan bobot pembayaran tersebut, pengembang sering menawarkan promo uang muka mulai dari 10 persen sampai dengan promo “tanpa DP”. Dalam memahami skema keringanan uang muka ini, Anda harus bertanya langsung dengan bagian staf marketing. Terlebih untuk promo tanpa DP. Bentuk promosi seperti ini terbilang jarang ditemukan dan memerlukan beberapa syarat tertentu.
- Memahami NUP
Berbeda dengan booking fee, NUP biasanya bersifat refundable atau bisa dikembalikan jika batal membeli. Jumlahnya juga ringan mulai dari Rp1 juta sesuai dengan kebijakan pengembang. Nah, nominal yang ringan ini sering menjadi iming-iming yang ditampilkan dengan ukuran font besar di bagian brosur. Seperti contoh tagline “Bayar 1 juta dapat apartemen Rp250juta.”
- Cicilan dan Harga
- Kritis Soal Lokasi
Pelajari apakah daerah tersebut kerap mengalami kepadatan lalu lintas di jam-jam sibuk, atau selalu lengang dan lancar? Jika tidak memungkinkan untuk datang ke lokasi atau bertanya kepada warga lokal di sekitarnya, Anda juga bisa mengecek jarak dan waktu tempuh melalui Google Maps.
TRP Tahap Awal Blok C
- Jangan Mudah Percaya
Ilustrasi artistik juga tidak selalu persis dengan aslinya. Oleh karena itu, sebelum kecewa, ada baiknya Anda aktif bertanya kepada staf bagian pemasaran secara langsung. Jika tertera jaminan ROI (Return of Investment) atau kembali modal, Anda juga perlu meminta perhitungan yang rinci.
Langganan:
Postingan (Atom)